Titik (Puisi)

 
Ilustrasi: pexels.com




Titik

Di tubuh puisi
aku membaca titik 
meski sebenarnya tak ada titik di sana
sebab kepergiannya mengajarkan tanda baca baru
yang hanya bisa dieja airmata

Ia telah usai memahat sajak-sajaknya
dengan segala keresahan hidup 
sebelum sempat kupahami makna binatang jalang yang berjalan 
pada roda waktu

Di tubuh puisi
ia berakhir seperti titik
dan merelakan kata-kata bercerita
tentang dirinya yang pernah ada

Sarjo, 31 Mei 2022



Puisi

Kata-kata jumpalitan satu-satu
meninggalkan ruang kepala berdarah
hendak merdeka dari keresahan, terjajah.
ialah puisimu

Larik-larik pendeknya kau panjang-panjangkan
agar tercipta bait-bait penjelasan
tentang kerumitanmu berproses

Bait-bait menyusun hidupnya sendiri
merekam jejak-jejak huruf hilang dan berganti
oleh pikiran-pikiran kelirumu
melupa rima, repetisi, metafora

Kau menghapus-terbitkan frasa tak tepat
untuk menetaskan sajak-sajak
yang esok kau kenang judul, titimangsanya
sebagai awal duniamu.

Sarjo, 11 Mei 2022




Edelweis Untuk Asqa

Di hari kau mengulang lahir
aku tak punya benda istimewa
untuk diberi 
sebab aku hanya tukang kebun 
di mana jari-jariku bekerja menanam kata yang biasanya kau siram dengan air-air nasihat

Hari ini, kucoba memetik diksi bunga 
dari puncak kepalaku yang hijaunya mulai memudar
dengan satu harapan itu bisa
menjadi doa-doa yang menumbuh
di tiap langkahmu

Edelweis!
kuhadiahkan kata itu
semoga karya-karyamu kelak abadi 
tumbuh mekar di ingatan pembaca

Sarjo, 25 Mei 2022






Baca juga: Puisi Pantai Sarjo di sini



Posting Komentar

0 Komentar