Titik
Di tubuh puisi
aku membaca titik
meski sebenarnya tak ada titik di sana
sebab kepergiannya mengajarkan tanda baca baru
yang hanya bisa dieja airmata
Ia telah usai memahat sajak-sajaknya
dengan segala keresahan hidup
sebelum sempat kupahami makna binatang jalang yang berjalan
pada roda waktu
Di tubuh puisi
ia berakhir seperti titik
dan merelakan kata-kata bercerita
tentang dirinya yang pernah ada
Sarjo, 31 Mei 2022
Puisi
Kata-kata jumpalitan satu-satu
meninggalkan ruang kepala berdarah
hendak merdeka dari keresahan, terjajah.
ialah puisimu
Larik-larik pendeknya kau panjang-panjangkan
agar tercipta bait-bait penjelasan
tentang kerumitanmu berproses
Bait-bait menyusun hidupnya sendiri
merekam jejak-jejak huruf hilang dan berganti
oleh pikiran-pikiran kelirumu
melupa rima, repetisi, metafora
Kau menghapus-terbitkan frasa tak tepat
untuk menetaskan sajak-sajak
yang esok kau kenang judul, titimangsanya
sebagai awal duniamu.
Sarjo, 11 Mei 2022
Edelweis Untuk Asqa
Di hari kau mengulang lahir
aku tak punya benda istimewa
untuk diberi
sebab aku hanya tukang kebun
di mana jari-jariku bekerja menanam kata yang biasanya kau siram dengan air-air nasihat
Hari ini, kucoba memetik diksi bunga
dari puncak kepalaku yang hijaunya mulai memudar
dengan satu harapan itu bisa
menjadi doa-doa yang menumbuh
di tiap langkahmu
Edelweis!
kuhadiahkan kata itu
semoga karya-karyamu kelak abadi
tumbuh mekar di ingatan pembaca
Sarjo, 25 Mei 2022
Baca juga: Puisi Pantai Sarjo di sini
0 Komentar