Cerita Seorang Teman (Puisi)

Sumber Gambar: pixabay.com

Cerita Seorang Teman
Oleh: Didia Li Ratna

Ia bertanya pada belati
di mana lancipnya hendak berlindung
setelah menikam tukang ojek
yang menamparnya di depan 
lampu merah
Tempat kendaraan mengantre sabar

Tanpa menunggu hijau 
ia melesap secepat kilat
sebelum orang-orang sempat menggebuk

Tangan gemetar meminta ampun
sedang ampun tak mengenalnya
Ia seharusnya menimbang petaka 
Tanpa terhasut bara yang menyala

Airmata sesalnya tumpah
di bawah patung Habibie yang tersenyum
lalu berkata "Pak, aku lupa sila ketiga. Apa aku masih Indonesia?"

Ia tak henti menatap belati 
yang dipenuhi bercak merah
sambil dibayang-bayangi dosa

Kepada Tuhan ia memohon hujan ampunan
tetapi Tuhan sedang menonton drama manusia yang lain
Yang pandai mengambil peran-Nya

Ia menangis bertalu-talu
sambil mengingat-ingat pesan teman:
"Menangislah, biarkan airmata membilas dukamu, sebab duka mesti disucikan."

Sarjo, 20 September 2020

 





Posting Komentar

0 Komentar