Hati yang Pecah
Oleh: Didia Li Ratna
Seperti gelas jatuh,
hatiku pecah berserakan di lantai
ruang kata-kata saling bantai
ketika aku melihat potretmu di taman
bersamanya yang kau sebut kenangan.
Kusatukan beling-beling itu
merupai mozaik berbentuk
separuh jantung yang terpajang
di ruang tamu
Namun, tak lagi berwujud semula
Jalan-jalan setia telah kutempuh sejauh ini
tapi kau merusaknya bertalu-talu
lalu memberi rambu-rambu
untuk tetap menetap di arah yang sama
Kau berdiri di depanku bagai pahlawan
yang berjuang memerdekakan perasaan
dan aku berdiri di depanmu bagai budak
yang tak henti-henti jadi korban
Apa kau pura-pura lupa,
kita sepasang hati yang telah berjanji
berjuang bersama.
Bukan untuk saling memecah rasa
Sarjo, 17 September 2020
0 Komentar