Sumber gambar: Pixabay.com
Secangkir Kopi dalam Ingatan
Oleh: Didia Li Ratna
Kutadah butir-butir airmata
yang jatuh dari kelopak sejarah
bagai pekat dalam secangkir kopi
di kedai sang miskin
yang kerap tak berasa
pada sebagian lidah yang mati rasa
Ingatanku merambat pada seorang ibu
melarat ditikam rindu
merindukan anaknya yang melupa
kandang tempat ia menetas
sebab dibutakan madu takhta
di kampung seberang
Sesaat kubayangkan anak itu
serupa Maling Kundang yang batu
menutup pintu hati dengan kabut
kepura-puraan
sedang burung kecil berkicau di lubuk terdalam:
"Aku rindu ibu, tapi pulang akan membuatku miskin di kampung"
Kutadah butir-butir airmata
yang jatuh dari kelopak mawar
mataku
Saat ayah anak itu kehilangan napas
sebelum sempat mengecup kening
anaknya
yang tertimbun harta di tanah rantau
Sarjo, 07 Oktober 2019
0 Komentar