Puisi-puisi Rindu yang Menarik

 
Ilustrasi: pixabay.com

Rinai Rindu

Mendung tiba diiringi kidung langit 
menggema getarkan rindu yang kanak kanak
yang sekali lagi memutar rekaman waktu
mundur dua puluh tahun

Seorang anak kecil berseragam merah putih
tangan kirinya menenteng sepasang sepatu
di pundaknya memikul cita cita orang tua
menengadah meminum air hujan 

Rekaman waktu berganti
maju sepuluh tahun 
anak gadis yang tak lagi kecil
kembali menengadah menutup mata
butiran bening meleleh membasahi wajahnya
di bawah langit yang tersengut sengut

Rinai itu bertamu tanpa kau undang
tak memikirkan perasaan
dan kau selalu saja basah oleh kenangan
tanpa tahu cara mengikhlaskan 

Sarjo, 11 Juni 2021


Samudra Rindu

Langit telah memerah
sebelum rinduku sampai di balai ibu
mengayuh biduk nasib
dalam samudra kebimbangan
menua di tanah rantau

Laut tenang ini tak tahu
wajah ibuku yang menunggu
menghitung angka-angka janji
yang belum kutunaikan

Menatap senja seperti menatap matanya
di mana bola hitamnya selalu melelehkan butiran-butiran doa

Langit telah menghitam
setelah rindu kulayangkan di pintu jaringan
dan kudengar suara lirih ibu
"Ingat jalan pulang, Nak. Usia punya masa, tak ada yang tahu batasnya."

Sarjo, 20 Juni 2021


Setetes Hujan

Setetes hujan menempias 
di jendelamu
lihatlah sekejap saja
ada pesan untuk kau eja

Tapi secangkir pekat lebih memikat
kauseduh tanpa mendengar keluh
ada hati yang merindu

Setetes hujan itu mengetuk hatimu
dan mengering sebelum sempat bersapa pada angin yang mengusap rambutmu
Setetes hujan: rindunya yang tak pernah basah di dadamu


Sarjo, 22 Juni 2021



Baca juga: Puisi kenangan di sini

Posting Komentar

0 Komentar