Renungan Pagi - Puisi Lidia

 
Gambar oleh KBCH dari Pixabay






Renungan Pagi 

Renunganku pagi ini
seperti anak sekolah menuntut pendidikan
buku-buku kesalahan kubaca lagi
ada rumus pelajaran membentur kepala

Kucatat satu per satu rumus itu
tergambar wajah guru-guruku
yang pesannya kubenarkan
tentang hidup serupa permainan
ada masa kalah
juga menang

Aku tak pernah lolos 
dalam perkalian hidup ini
apalagi soal peluang untung rugi
matematikaku nol
sebab guruku hanya mengajarkan 
cara menghitung panjang lebar benda 
waktu itu
bukan rumus membangun ruang keberhasilan

Renunganku pagi ini
nyalakan bohlam mati 
dalam hati
hingga harapan bangun pelan-pelan
dari tidur panjangnya

Aku bangkit! 
menyapa pagi

Sarjo, 09 Maret 2023





Balon di Tangan Anak-Anak

Anak-anak memegang balon
di kiri kanan tangannya
udara dalam balon bergoyang
mengikuti gerak permainan

Anak lain berlari
mengejar balon terbang itu
seakan menangkap kenangan kecil
yang tak mungkin bisa terulang lagi

Tepuk tangan meledak
lilin ditiup 
doa-doa berhamburan
dalam kado ucapan 

Aku duduk di sini
menonton ulang tahun ponakanku
serasa merayakan kematian
kematian masa kecilku
sedang aku belum siap
bertahan dalam balon-balon
permainan hidup ini.

Sarjo, 11 Mei 2023





Tubuh 

Ada yang berat di kepala
ketika tubuh melemah
seperti gawai kehabisan baterai
dan suaramu hanyalah bisik
sinyal terputus-putus di telinga

Jantung berlari kencang
aku tak lagi bisa berbincang
udara sulit kuhirup
wajahmu tinggal bayang-bayang 
gelap lalu menghilang

Aku terjatuh seperti daun kemangi
kakiku kehilangan energi untuk berdiri
semua anggota tubuh kaku
aliran darah tak sanggup menyalakan mataku

Yang terakhir kudengar
alam seperti itu, katamu
beberapa bagian tubuhnya telah terkikis
manusia yang egois

Bumi kita sedang kritis 
tapi tak terdengar tangis
atau mungkin tawa hanya pemanis
bagi orang-orang yang di hatinya
tumbuh duri-duri serakah
segalanya menjadi bisnis

Sarjo, 16 Juni 2023


Posting Komentar

0 Komentar