Rindu yang Terbakar di Palestina - Puisi Lidia

Ilustrasi: pinterest.com/imtty284




Rindu yang Terbakar di Palestina

: Esraa Jaabis


Rindumu berawal dari api

yang menyala dan menyapa

semua mata terbuka


Di jalan itu

api kian berkobar

sebelum sempat kau melambai 

meninggalkan Palestina


Kau berharap belas kasih

tapi kasihMu tak sampai

di tangan zionis

ia malah menambah bara

dan kau bukanlah Ibrahim

yang dingin dalam lingkaran api


Tangis jeritanmu menyayat

lagi lagi ia tak peduli

hingga lepuh-lepuh menjadi tanda di wajahmu

tanda kekejaman hati hitamnya


Tapi bagimu, perih lepuh tak sepedih rindu 

yang membakar sepanjang tahun

sepanjang jeruji membelenggu

membuat kau tak lagi bisa menghapus airmata

ketakutan anakmu yang masih kecil itu


Sarjo, 19 Februari 2024




Doa yang Meledak di Gaza


Doa yang meledak malam itu

masih saja sama dengan doa-doa 

malam sebelumnya

ketika kau memohon untuk tetap sehat

bebas dan kuat

kau minta berulang-ulang diiringi airmata

yang tak henti-henti tumpah


Dalam kepanikan tak terkendali

hanya Tuhan satu-satunya yang kau sebut

lalu berlari membawa anak-anakmu 

yang lugu dan lucu


Tetapi belum juga doa itu berakhir

bom kembali mengguncang jiwamu

mengawali doa yang baru

hingga gumpalan hitam menyelimuti Gaza


Aku tak tahu doa apa yang kaubaca 

di tengah Gaza yang panas

tiba-tiba hatimu bisa dingin dan tenang

kuat tak takut mati


Sarjo, 16 Februari 2024




Anak-Anak yang Berlari di Tengah Malam


Ada yang riuh di tengah malam 

mengusik mimpi anak-anak

yang tidak tahu lagi cara menikmati tidur

bersama ibu, diam didekap cemas


Baru saja terlelap

suara roket itu mengejutkan

membuat ibu terbangun 

merangkul anaknya

yang menangis 

yang panik


Sedang di luar sana

di perbatasan itu, pintu masuk telah ditutup

tak ada pertolongan


Ibu melepas anak-anaknya berlari

sembunyi di bilik malam kian hitam

sembunyi dari senjata zionis

yang tak mengenal iba itu


Anak-anak kecil bertemankan tangis

terus berlari dituntun ketakutan

mencari perlindungan

mencari ketenangan

dengan perut yang kelaparan

hingga malam menjadi saksi 

kezaliman Israel


Sarjo, 20 Februari 2024



Posting Komentar

0 Komentar