Sajadah Malam
Kubentangkan doa di sujud malam
melafal asmaMu mengetuk langit
adalah bintang-bintang maafku
berkedip-kedip memujiMu
dalam remang-remang dunia
Butir-butir khilaf meleleh
dari wajah hitamku
mengenang kezaliman diri
hingga aku tak tahu memoles rupa sendiri
Tasbih memutar di jariku
menghitung biji-biji dosa melingkar
yang bersuara sepi di bawah mata bohlam
sedang kedua kaki kulipat
sebagai bentuk penyerahan
segala salah
Di atas sana
Engkau pasti memantau
bagaimana aku yang buta melihat keagunganMu ini
tak henti meminta guyuran ampunan
sebab Engkau tak pernah tidur dalam penjagaanMu
Di ujung permohonan
kubaca doa Yunus berulang-ulang
agar Engkau bebaskan juga diriku
dari ikatan-ikatan kegelapan
atau aku akan berubah sajadah
sepanjang malamku
Sarjo, 24 September 2022
Tangan Langit
Dalam dekapan pertiwi
kau tangan langit penolong sesama raga
jiwamu malaikat kelembutan
menghapus perih mengukir tawa
pada diriku kala terjangkit sakit
Doa-doa berdering di dadamu
ketika tanda-tanda maut memeluk
lalu pasrah menjadi senjata kemunduranku sedang kau teguh
sandarkan segala upaya pada Tuhan
Obat-obat tak henti kau alirkan di tubuh kusutku
sebagai warna cinta pekerjaan mulia
yang kelak terbayar berupa pahala terus mengharum di liangmu
saat nama tinggallah kenangan di bibir pasien-pasienmu
Dan kau tetap menjadi tangan-tangan langit
di sepanjang putaran waktu
Sarjo, 13 September 2022
Membaca Kesombongan
Dalam hidup abu-abu ini
aku membaca manusia
di mana keinginannya
tak pernah cukup
meski seluruh alam ada di perutnya
seperti kisah Firaun
:Pada aliran lembut sungai Nil
ia memerintah
membuang semua bayi laki-laki
pintu-pintu rumah dipukul
menindas kaum lemah
Lalu menyebut diri tuhan
dengan Piramida menjulang
jiwa jelata melayang
Pada akhirnya
ia karam dalam kesombongan
sebagai bukti ia benar tuhan
bagi dirinya sendiri
tapi jiwanya masih hidup
di hati mereka
yang gila takhta
Sarjo, 12122022
Baca juga: puisi tentang Ramadan di sini
0 Komentar