Bunga di Tengah Sabana
Air keberkahan mencurah
membasahi rumput-rumput rimbun
yang tumbuh di ujung sepi jalanan itu
jalan yang sesekali kau lalui
Di tempat paling sembunyi
ada setangkai bunga membuka diri
berdiri dengan keragu-raguan
mempertanyakan hidupnya yang sendirian
Bunga itu adalah wujud sayang ibumu
ia tanam sebelum mengandung
lalu mekar setelah kau dilahirkan diam-diam
Air keberkahan mencurah
pada dirimu yang dilanda hinaan
subur seperti rerimbun rumput
yang merubung bunga ragu
Sarjo, 14 Mei 2022
Siapa Kita
Di tengah riuh kota
kau seperti seekor kera
mencari sempurna
sebaik-baik rupa
Aku bertanya dengan pertanyaan yang mungkin tak kau dengar
dari suara-suara kecil nuranimu
sesuci apa hati itu
ketika sisik serakah mengikat?
Sarjo, 14 Maret 2022
Tanah yang Berbentuk
Aku mengenang kicauan guru agama kala lalu
ketika putih abu-abu melekat di ragaku
perihal kelahiranmu
menyemat kebencian iblis-iblis
menolak patuh
Kau Adam tanah berbentuk itu
sempurna karena tiupan ruh
diutus sebagai pemeran pertama
skenario-Nya
tetapi kau gagal memainkan peran
hingga surga menutup pintunya
Aku tak usai memahami penciptaanmu
seperti murid ketinggalan pelajaran
pertanyaan-pertanyaan memenuhi ruang kosong di kepala
tentang mengapa orang-orang berebut sayap ke langit
sedang gravitasi bumi begitu kuat memeluk
menyatukannya jadi fosil
kehilangan bentuk
Kau: anak tanah yang melupa asalnya
Sarjo, 7 Mei 2022
Mencari Kesempurnaan
Kita adalah kera-kera, bermimpi
menjadi manusia seutuhnya
di tengah gelapnya kota
sedang di seberang sana
manusia melucut kemanusiaan
di tengah terangnya hutan
Kau bertanya padaku,
mengapa Anoman ingin berganti rupa
bukankah hatinya serupa dewa
dipenuhi cinta
Oh, Tuhan
apa arti kesempurnaan itu?
Sarjo, 14 Maret 2022
Baca juga: puisi Rindu yang Berpetak-petak di sini
0 Komentar