Bunga di Tengah Sabana (Puisi)

 
Ilustrasi: Pixabay.com




Bunga di Tengah Sabana 

Air keberkahan mencurah
membasahi rumput-rumput rimbun
yang tumbuh di ujung sepi jalanan itu
jalan yang sesekali kau lalui 

Di tempat paling sembunyi
ada setangkai bunga membuka diri
berdiri dengan keragu-raguan
mempertanyakan hidupnya yang sendirian

Bunga itu adalah wujud sayang ibumu
ia tanam sebelum mengandung
lalu mekar setelah kau dilahirkan diam-diam 

Air keberkahan mencurah
pada dirimu yang dilanda hinaan
subur seperti rerimbun rumput
yang merubung bunga ragu

Sarjo, 14 Mei 2022



Siapa Kita

Di tengah riuh kota
kau seperti seekor kera
mencari sempurna
sebaik-baik rupa

Aku bertanya dengan pertanyaan yang mungkin tak kau dengar
dari suara-suara kecil nuranimu
sesuci apa hati itu
ketika sisik serakah mengikat?

Sarjo, 14 Maret 2022



Tanah yang Berbentuk

Aku mengenang kicauan guru agama kala lalu
ketika putih abu-abu melekat di ragaku
perihal kelahiranmu
menyemat kebencian iblis-iblis 
menolak patuh

Kau Adam tanah berbentuk itu
sempurna karena tiupan ruh 
diutus sebagai pemeran pertama 
skenario-Nya
tetapi kau gagal memainkan peran
hingga surga menutup pintunya

Aku tak usai memahami penciptaanmu
seperti murid ketinggalan pelajaran
pertanyaan-pertanyaan memenuhi ruang kosong di kepala
tentang mengapa orang-orang berebut sayap ke langit
sedang gravitasi bumi begitu kuat memeluk
menyatukannya jadi fosil 
kehilangan bentuk

Kau: anak tanah yang melupa asalnya

Sarjo, 7 Mei 2022



Mencari Kesempurnaan

Kita adalah kera-kera, bermimpi
menjadi manusia seutuhnya
di tengah gelapnya kota

sedang di seberang sana
manusia melucut kemanusiaan
di tengah terangnya hutan

Kau bertanya padaku,
mengapa Anoman ingin berganti rupa
bukankah hatinya serupa dewa
dipenuhi cinta

Oh, Tuhan
apa arti kesempurnaan itu?

Sarjo, 14 Maret 2022





Baca juga: puisi Rindu yang Berpetak-petak di sini

Posting Komentar

0 Komentar