Bekal Pulang
Oleh: Lidia
Ia pergi, menuju pulau tak kasat mata
membawa diri dan sekantong ibadah
setelah usia gugur
dari almanak kehidupan
Seminggu sebelum izrail menjemput
Ia khusyuk berbenah
memandikan diri dengan airmata sesal
mengenang perilaku berlumpur dosa
Siang malam bibirnya basah oleh zikir
hingga ia tak ada waktu berpikir
perihal kilau dunia
yang pernah mengajaknya kikir
Di detik-detik kepulangannya
ia berpesan padaku:
"Sebaik-baik bekal pulang adalah salat, persiapkan itu sebelum kereta kematian menjemputmu"
Pasangkayu, 01 Desember 2020
0 Komentar