Di Ujung Waktu (Puisi)

 
Ilustrasi: pixabay.com



Di Suatu Malam

Pada jendela malam, ia terbujur kaku 
Membisu di antara riuh arus sungai
Dalam gubuk tak lagi kokoh
Menopang 

Kerlap kerlip bintang menghibur hati yang keruh
Pening menikam-nikam kepalanya
Tak ada ketenangan tersisa
Hingga pekat makin menghitam

Pada jendela malam,
Pikirannya menerawang ke awan 
Mencari-cari jalan di lorong buntu kehidupan 
Namun Ia tak menemukan pintu jawaban

Di hening malam itu,
Ketakutan memeluk raganya
Sebab Ia tak tahu lagi
Besok makan berutang dengan siapa

Parepare, 01 Juli 2019


Hitam

Pada kepala yang lelah
Ada ketakutan remang-remang
Gelapnya mencuri terang
Menyungkup kebenaran.

Sesal meruah,
menumpahkan secangkir kenangan
paling hitam.
Rintik pun pelan-pelan jatuh
lalu menderas di sepasang lensa
hendak menghapus corak pekat.

Pada kepala yang lelah,
Cahaya meredup
Gelap berpendar
Dan sepi mengutuk.

Parepare, 13 Agustus 2019



Malam dan Lilin Malang

Hening di emperan jalan,
Ia sendiri menikmati gulita
Membagi airmata pada angin lalu
Di bawah atap langit paling teduh

Kemana kakinya akan melangkah
Sedang celoteh perut berisik mengusik ketenangan 
Dahaga meronta,
Meminta seteguk air
Pada daun yang melambai

Malam!
Aku lilin kecil butuh arah
Mencari iba pada mereka yang berpunya
Yang entah siapa
Di tangannya aku bertahan hidup
Hingga esok,
Mata masih menatap hari 

Hening di emperan jalan,
Malang menjadi karib
Bagi diri yang telantar
Tanpa Ayah, ibu
Namun, ingin tetap bersinar

Aku lilin malang
Berharap memeluk bintang
Meski tak sampai.

Sarjo, 22 Oktober 2019



Di Ujung Waktu

Di bawah langit hitam
Kucoba menutup tirai kelabu
Mengemas semua buku perihal
Luka
Lalu kutulis kata "tamat" di halaman
akhir

Di luar sana,
Riuh musik mematikan hening
anak-anak pun saling beradu
Tentang terompet siapa paling merdu

Sedang di teras sepiku
Kenangan keluar-masuk dari kepala
Memutar balik ingatan 
yang tak kunjung hilang
Adalah kau

Seperti petasan
Namamu meledak-ledak dalam dada
Mencipta gerimis 
Yang turun tanpa ingin usai

Malam ini,
Petasan  menghiasi langit
Dan air mata mewarnai wajah
merayakan kegagalan
Melupakanmu.

Sarjo, 31 Desember 2019



Baca juga: puisi Lukisan Luka di sini







Posting Komentar

0 Komentar