Di Jendela MataMu (Puisi)

Ilustrasi: pixabay.com


Selaksa Asa

Di bawah langit hitam
ingatanku kembali mengenang
perihal cita cita yang kurang cinta
telah lenyap ditiup angin

aku seperti musafir di padang kehidupan
bersimpuh mengetuk pintu-Mu
memohon air di tengah keringnya rasa syukurku

Tuhan,
usiaku ini ibarat daun
gugur dalam hitungan-Mu
bila diizinkan, aku hendak meminta

: panjangkan usiaku sebagaimana Engkau memanjangkan umur bumi

Sarjo, 03 Juni 2021


Di Jendela Mata(Mu)

Kubuka jendela pagi
kutemukan mataMu terbit 
membias dalam napas laut
sejenak menghibur hati yang kalut
dari sisa mimpi kusut

Burung burung bernyanyi merdu
ketika kutatap rona langit 
ada harapan berdegup 
dalam ayunan kaki yang gugup
semangat hidup!

Memahami gambar mataMu serupa membaca rumus kehidupan
"keinginan yang terbenam, akan terbit  bersama mentari"

mataMu: binar rindu yang selalu dinanti sepanjang waktu

Sarjo, 08 Juni 2021


Doa Pemimpi(n)

Di atas bentangan sajadah
kupanjangkan kata kata
meminta terkabul segala doa
yang kuulang ulang bak memutar roda

Tak ada yang lain
kecuali memohon kursi jabatan di rumahmu
menjadi pemimpin sekaligus pekerja yang memberi dengan cinta 

Sebab aku tak berpunya,
tak bertakhta
kubiarkan doaku berjihad di langitNya

"Tuhan, 
satukan impianku dan impiannya
agar aku menjadi imam dalam setiap sujudnya"

Sarjo, 12 Juni 2021


Rumah Suci

Dentuman itu terdengar bertahun-tahun 
merenggut banyak jiwa
tanpa membedakan rupa dan usia

Demi mencicipi kemerdekaan
mereka melawan dalam sujud
menjaga rumah suci 
dari tangan-tangan kotor 

Di sana, awal mula kita berkiblat
tapi mengapa sebagian kita mati rasa
apa hatinya bukan manusia?

Sarjo, 15 Juni 2021



Baca Juga: Puisi Pemulung Kata di sini

Posting Komentar

0 Komentar