Selaksa Asa
Di bawah langit hitam
ingatanku kembali mengenang
perihal cita cita yang kurang cinta
telah lenyap ditiup angin
aku seperti musafir di padang kehidupan
bersimpuh mengetuk pintu-Mu
memohon air di tengah keringnya rasa syukurku
Tuhan,
usiaku ini ibarat daun
gugur dalam hitungan-Mu
bila diizinkan, aku hendak meminta
: panjangkan usiaku sebagaimana Engkau memanjangkan umur bumi
Sarjo, 03 Juni 2021
Di Jendela Mata(Mu)
Kubuka jendela pagi
kutemukan mataMu terbit
membias dalam napas laut
sejenak menghibur hati yang kalut
dari sisa mimpi kusut
Burung burung bernyanyi merdu
ketika kutatap rona langit
ada harapan berdegup
dalam ayunan kaki yang gugup
semangat hidup!
Memahami gambar mataMu serupa membaca rumus kehidupan
"keinginan yang terbenam, akan terbit bersama mentari"
mataMu: binar rindu yang selalu dinanti sepanjang waktu
Sarjo, 08 Juni 2021
Doa Pemimpi(n)
Di atas bentangan sajadah
kupanjangkan kata kata
meminta terkabul segala doa
yang kuulang ulang bak memutar roda
Tak ada yang lain
kecuali memohon kursi jabatan di rumahmu
menjadi pemimpin sekaligus pekerja yang memberi dengan cinta
Sebab aku tak berpunya,
tak bertakhta
kubiarkan doaku berjihad di langitNya
"Tuhan,
satukan impianku dan impiannya
agar aku menjadi imam dalam setiap sujudnya"
Sarjo, 12 Juni 2021
Rumah Suci
Dentuman itu terdengar bertahun-tahun
merenggut banyak jiwa
tanpa membedakan rupa dan usia
Demi mencicipi kemerdekaan
mereka melawan dalam sujud
menjaga rumah suci
dari tangan-tangan kotor
Di sana, awal mula kita berkiblat
tapi mengapa sebagian kita mati rasa
apa hatinya bukan manusia?
Sarjo, 15 Juni 2021
Baca Juga: Puisi Pemulung Kata di sini
0 Komentar