Perjalanan Buku
Oleh: Lidia
Zaman telah memoles rupamu
dari gulungan rotan berubah
menjadi halaman
Putih.
Di lembaran baru itu
kutemukan masa lalumu
dipinang para raja yang buta baca
lalu kau dijadikan istri terkaya yang mengandung benih kata
hingga melahirkan keturunan
yang kelak akan dirawat di ruang-ruang
para intelek
Tetapi tak semua orang mencintaimu
layaknya cinta Majnun pada Layla.
Ada tangan-tangan berdebu
tanpa ilmu membuang dan membakar
tubuhmu atas dasar merusak iman.
Sungguh maha benar guru-guruku
yang menyebar anak-anakmu huruf demi huruf
di bangku-bangku sekolah
yang kini berjuta pengikutnya
Di ruang yang lain,
suara pembelaan terus mengalir
di telinga pemula
"Buku ibarat makanan, beda rasa beda selera. Ia akan menemukan pembaca setianya."
Sarjo, 10 September 2020
0 Komentar